7 Pelajaran Inspiratif dari Acara Nature’s Artisans Bersama Eco Blogger Squad

0 Shares
0
0
0

Tidak setiap hari saya punya kesempatan untuk ikut dalam acara yang bukan cuma seru, tapi juga memberi insight baru tentang keberlanjutan dan aksi nyata mencintai bumi. Festival Lestari bersama Eco Blogger Squad adalah salah satu momen langka itu. Di sana, saya tak hanya datang sebagai peserta, tapi juga sebagai pembelajar yang pulang dengan semangat baru.

Acara ini mempertemukan beragam tokoh inspiratif: dari komunitas, aktivis pedul ekosistem hutan, hingga anak muda yang bergerak nyata di lapangan. Bukan hanya soal sharing dan talkshow, tapi benar-benar ada dialog, aksi kolaboratif, dan momen reflektif. Rasanya seperti recharge batin dan pikiran, apalagi buat kita yang selama ini aktif di dunia digital tetapi rindu terjun langsung.

Dari berbagai sesi, saya merangkum 7 pelajaran penting yang bisa jadi bahan refleksi, inspirasi, sekaligus motivasi buat kamu yang ingin berkontribusi pada bumi. Yuk, kita simak bersama!

Mengenal Lebih Dekat Gerakan #BersamaBergerakBerdaya

Bahan pangan dari hutan

Gerakan #BersamaBergerakBerdaya bukan sekadar tagar. Ia adalah ajakan nyata untuk menyadari bahwa masalah lingkungan tak bisa diselesaikan sendirian. Di Festival Lestari, gerakan ini dipaparkan sebagai bentuk kolaborasi lintas elemen—masyarakat adat, komunitas lokal, sektor swasta, pemerintah, hingga generasi muda.

Yang menarik, gerakan ini punya fokus pada pemberdayaan. Bukan hanya berbicara tentang menjaga hutan, tapi bagaimana komunitas lokal bisa mendapatkan manfaat ekonomi sekaligus menjaga ekosistemnya. Berdaya secara ekonomi, sosial, dan ekologis. Itu esensi sejatinya.

Saya melihat sendiri bagaimana kolaborasi ini diwujudkan lewat cerita dari pelaku komunitas. Mereka membuktikan bahwa ketika semua pihak duduk bersama dan saling mendengar, solusi jadi lebih konkret dan berkelanjutan.

Gerakan ini juga mengingatkan saya bahwa kekuatan kita ada pada kebersamaan. Bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, tapi harus dilakukan bersama.

Edukasi Lingkungan Bisa Dimulai dari Cerita

Salah satu sesi paling membekas bagi saya adalah sesi berbagi cerita. Para narasumber membagikan kisah mereka dalam menjaga alam—dari merawat hutan adat hingga memberdayakan warga.

Cerita-cerita ini tak dibuat-buat. Justru karena kejujurannya, ia mampu menyentuh hati. Saya jadi sadar bahwa edukasi lingkungan tidak melulu lewat seminar formal, tapi bisa lewat narasi yang sederhana dan jujur.

Kak Ngesti, misalnya, bercerita tentang perjuangan komunitasnya menjadikan hutan sebagai sumber kehidupan yang berkelanjutan.

Dari sini saya belajar bahwa setiap cerita punya kekuatan. Kita, para blogger atau content creator, punya peran penting untuk menyebarkan cerita-cerita ini agar makin banyak orang tersentuh dan bergerak.

Produk Lokal yang Bikin Bangga

Salah satu bagian seru dari acara ini adalah pameran produk lokal. Tapi bukan sekadar pamer, produk-produk ini menjadi bukti nyata bahwa kelestarian alam dan ekonomi bisa berjalan beriringan.

Saya mencicipi Bischo yang terbuat dari ikan gabus. Rasanya manis, gurih, dan bergizi tinggi. Olahan ini diproduksi dengan metode yang modern dan higienis. Semua dilakukan tanpa merusak alam, bahkan sebagian hasilnya mendukung konservasi dan memberdayakan masyarakat adat.

Proses seperti fermentasi alami, pengeringan matahari, dan pengasapan tradisional tak hanya membuat produk lebih awet, tapi juga lebih sehat dan ramah lingkungan. Saya mendapatkan insight bahwa banyak cara sederhana untuk mengolah hasil hutan tanpa listrik dan bahan kimia.

Produk-produk ini bikin saya bangga sebagai orang Indonesia. Kita punya kekayaan lokal luar biasa—asal diberi ruang, dihargai, dan dikembangkan dengan cara yang lestari.

Jejak Langkah Anak Muda yang Peduli Bumi

Membuat scrap book dari bahan daur ulang

Bersama Eco Blogger Squad, saya bertemu banyak anak muda yang bergerak nyata menjaga lingkungan. Ada yang mendirikan komunitas daur ulang, ada yang membuat konten edukasi lingkungan, bahkan ada yang menciptakan produk yang memiliki nilai jual tinggi.

Semangat mereka sangat menyala. Tidak menunggu perubahan besar dari pemerintah, tapi mulai dari lingkaran terdekat. Yang saya suka, mereka menggunakan pendekatan kreatif dan fun, seperti membuat konten TikTok edukatif atau kampanye kolaboratif di Instagram.

Kami sempat berdiskusi bagaimana agar isu lingkungan bisa disampaikan dengan gaya yang lebih relate ke anak muda. Kesimpulannya? Data itu penting, tapi storytelling dan visual menarik tak kalah penting.

Saya pulang dengan keyakinan baru: bahwa perubahan bisa dimulai dari kita. Dari hal kecil, dari platform digital yang kita punya.

Inovasi dan Aksi Nyata: Belajar dari Praktisi Lapangan

Selain anak muda, saya juga banyak belajar dari pelaku lapangan—orang-orang yang bekerja langsung menjaga ekosistem dengan pendekatan inovatif.

Mereka bukan ilmuwan atau pemilik startup besar, tapi punya solusi nyata yang bisa diterapkan dan ditiru. Mereka membuktikan bahwa inovasi tak harus rumit—yang penting tepat guna dan ramah lingkungan.

Salah satu yang menginspirasi adalah memanfaatkan alam seperti panas matahari untuk mengawetkan makanan. Murah, mudah dibuat, dan sangat bermanfaat untuk masyarakat di pedalaman.

Saya jadi sadar bahwa inovasi terbaik adalah yang berpihak pada masyarakat, mudah direplikasi, dan benar-benar menjawab kebutuhan lapangan.

Komitmen Pribadi Setelah Festival Lestari

Sepulang dari acara, saya nggak cuma bawa tote bag berisi oleh-oleh, tapi juga semangat dan komitmen baru. Saya sadar bahwa peran saya sebagai content creator bukan cuma soal viral, tapi soal nilai dan dampak.

Saya ingin lebih konsisten menyuarakan isu lingkungan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Saya ingin lebih banyak kolaborasi dengan komunitas lokal dan menyuarakan aksi nyata yang bisa ditiru banyak orang.

Langkah kecil yang akan saya mulai? Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, mendukung produk lokal berkelanjutan, dan membuat lebih banyak konten edukatif tentang bumi.

Karena menjaga bumi bukan tugas satu orang. Ini tugas kita bersama. Dan saya bangga menjadi bagian dari gerakan #BersamaBergerakBerdaya bersama Eco Blogger Squad.

#BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku #FestivalLestari #EcoBloggerSquad

 

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like