Dari Kebun ke Gelas: Sukses Ciptakan Minuman Berkualitas

0 Shares
0
0
0

Jauh di pelosok sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan–orang mengenalnya dengan nama Gunungkidul–seorang pemuda bernama Alan jatuh cinta dengan tanaman berlendir. Bertahun-tahun silam, tanaman ini seringkali digunakan sebagai bahan baku untuk menyuburkan rambut. Baginya, Aloe Vera alias Lidah Buaya bukan hanya tanaman yang bermanfaat untuk rambut tapi juga berkah.

Semua bermula dari keresahan saat melihat orang-orang di sekitarnya mengidap berbagai macam penyakit. Mulai dari gagal ginjal, diabetes, obesitas dan lain sebagainya.

Suatu ketika, Alan mengamati tanaman lidah buaya yang tumbuh subur di daerahnya. Bagai mendapat wangsit, Alan mendapat “bisikan” dari alam.

“Lan, lidah buaya ini punya banyak khasiat. Gelnya bisa menyembuhkan luka, melembapkan kulit, dan bahkan bisa dijadikan minuman sehat,” kira-kira begitulah alam Gunungkidul membisikkan petuah ke telinganya.

Daerah Gunungkidul sendiri terletak di bagian selatan Yogyakarta, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan dan Kabupaten Klaten serta Kabupaten Sleman di sisi utara.

Dari sanalah muncul minuman berkhasiat berbahan dasar lidah buaya.1

Lidah Buaya yang Mengubah Hidupku

Boleh dibilang, sudah sejak lama Alan tertarik dengan budidaya tanaman. Di antara berbagai tanaman, ia sangat tertarik pada lidah buaya. Tanaman yang selalu dihargai karena manfaatnya yang luar biasa.

Setelah mendengar bisikan alam, Alan mulai mengumpulkan informasi tentang lidah buaya. Ia belajar cara menanam, merawat, dan memanen lidah buaya dari berbagai sumber. Baik dari buku maupun internet. Dalam hati, Alan bertekad untuk memulai budidaya lidah buaya agar bisa membantu banyak orang.

Pada akhirnya putra asli Gunungkidul ini mulai menggeluti tanaman yang termasuk dalam suku Liliaceae ini. Liliaceae sendiri diperkirakan meliputi 4.000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga dan dikelompokkan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku.

Dengan bantuan informasi dari berbagai sumber, Alan mulai mempersiapkan lahan di belakang rumah untuk menanam lidah buaya. Ia menanam bibit-bibit lidah buaya yang didapat dari pasar dan merawatnya setiap hari dengan penuh kasih sayang. Ia memberi pupuk organik, menyiramnya secara teratur, dan melindunginya dari hama.

Setelah beberapa bulan, tanaman lidah buaya itu mulai tumbuh subur. Daunnya yang hijau segar terlihat menawan, dan Alan merasa bangga dengan hasil kerjanya. Ia pun memanen gel lidah buaya untuk dijadikan minuman.

Dengan resep sederhana, ia mencoba mencampurkan gel lidah buaya dengan beberapa jenis pemanis. Salah satu di antaranya adalah daun stevia. Beragam eksperimen dia jalani. Hingga akhirnya, terciptalah minuman segar yang penuh manfaat: Aloe Liquid.

Pada 2018, Alan yang hobi berolahraga ini mendirikan perusahaan bernama Rasane Vera. Di sanalah ia mulai serius mengolah lidah buaya menjadi Aloe Liquid. Yakni minuman berbahan baku aloe vera atau lidah buaya yang resepnya dikombinasikan dengan bahan pemanis alami dari daun stevia.

Untuk memaksimalkan produksinya, Alan melibatkan masyarakat sekitar dalam budidaya aloe vera dan produksi Aloe Liquid. Usaha yang dirintisnya kini membuahkan hasil. Sambil terus belajar, Alan pelan-pelan mengembangkan bisnisnya.

Alan mulai menjual minuman lidah buaya di pasar desa. Awalnya, penjualannya berjalan lambat, tetapi setelah beberapa minggu, banyak warga  yang tertarik dengan minuman sehat itu.

“Rasanya enak dan segar, dan baik untuk kesehatan!” kata salah satu pembeli.

Dari mulut ke mulut, minuman Aloe Vera racikan Alan pun menjadi terkenal di Gunungkidul.

Tidak hanya itu, Alan juga mulai menjual lidah buaya segar dan gel lidah buaya kepada tetangga dan teman-temannya. Ia belajar cara mengolah gel menjadi produk bernilai tinggi. Bisnis budidaya lidah buaya yang awalnya kecil itu berkembang pesat. Dengan hasil penjualan sekarang, Alan bisa membantu keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

Lidah⁹Seiring waktu, Alan semakin dikenal sebagai “Alan Sang Pemuda Lidah Buaya”. Ia tidak hanya sukses dalam bisnisnya, tetapi juga menginspirasi banyak pemuda di desanya untuk mengikuti jejaknya dalam budidaya tanaman herbal.

Sejak berdiri pada tahun 2018 hingga kini Rasane Vera telah merangkul lebih dari 125 orang mitra petani binaan, yang tersebar di Kabupaten Gunung Kidul, Klaten, Bantul, dan Sleman. Mitra yang telah mahir dia dorong untuk menjalankan usaha minuman sehat secara mandiri. Saat ini, Rasane Vera bisa memproduksi hingga 350 botol Aloe Liquid per hari.

Dengan semangat yang tinggi, Alan terus mengembangkan usahanya, berinovasi dengan berbagai produk berbasis lidah buaya, dan membagikan pengetahuan kepada orang lain. Ia sadar, lidah buaya tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga hidup banyak orang di sekelilingnya.

Dan begitulah, lidah buaya yang sederhana telah membawa Alanbmenuju kesuksesan, memberikan pelajaran berharga tentang kerja keras, ketekunan, dan pentingnya menjaga warisan alam.

 

 

 

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like